Selasa, 05 Agustus 2008

FFA 2008

Festival Film Anak 2008, FFA Tanda BangkitnyaGenerasi Kreatif?

Festival Film Anak (FFA) 2008 dipercaya akan membawa napas baru menandai bangkitnya generasi muda kreatif yang akan mendorong kemajuan di dunia perfilman di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.

"Festival ini luar biasa. Anak-anak kita luar biasa. Karena ini adalah pertama di Indonesia dan patut didukung semua pihak. Kita akan meminta kepada enam stasiun televisi di Sumatera Utara agar memutar film-film karya anak-anak Sumatera Utara," kata Kepala Dinas Infokom Sumatera Utara Edi Sofian di sela-sela acara Malam Penganugerahan FFA 2008, Selasa malam (29/7) di Garuda Plaza Hotel Medan.
Produksi film ini cukup lama, memakan waktu lebih kurang 3 bulan. Dikarena film tersebut menggunakan sub tittle English. Film ini dibuat untuk menjadi contoh bagaimana membuat pelatihan untuk kalangan Ngo. Yang terlibat di dalam pembuatan film ini ada beberapa lembaga/Ngo di Sumatera & Jawa yang bernaung di TdH-Germany. Durasi 34 menit/produksi 2009

Hal senada disampaikan ketua Dewan Juri FFA 2008 Anthony Ricardo Hutapea. Antony didampingi 4 juri lainnya Dr Daniel (pengamat film/Sekretaris SENAKKI Sumut), Bambang Soed (Anggota KPID Sumut) yakni Fakhnita (psikolog remaja/aktivis LSM) dan Defi Damayanti (Psikolog anak) menyebutkan, meskipun masih memiliki sedikit kelemahan, namun film anak-anak dapat menjadi dorongan bagi insan perfilman nasional khususnya di Sumut untuk bangkit memproduksi film-film yang bagus.

"Di masa datang, dengan adanya ajang festival seperti ini, film kita akan menjadi film-film yang baik dan berkualitas, mulai dari perencanaannya, pengambilan gambar, penyutradaraan dan pengeditannya," terang Eksekutif Produser Anthony Pictures Production yang sedang mempromosikan film layar lebarnya berjudul "Song of Ghost" itu.

Ulfa, Sekretaris Panitia kepada wartawan menjelaskan, FFA 2008 dilaksanakan dalam rangka memperingat Hari Anak Nasional (HAN) oleh panitia bersama yang terdiri dari 16 lembaga independen, movie maker dan lembaga sponsor yakni PKPA, Sineas Film Documentary (SFD), Medan Short Movie (MSM), Kensington Intitute (KI), Independent Movie Maker Community (IMMC), Komunitas Film (KOFI) 52 Medan, Radio Prambors, Radio GO FM, Radio Suara Medan, Pusat Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja dan Jender (PIKIR), HANs Advertising, Open Design House, Restu Printing, Coca-Cola, Bank Mandiri dan Garuda Plaza Hotel (GPH).

Ulfa mengatakan, FFA 2008 merupakan serangkaian kegiatan yang berlangsung sejak 10 Juni 2008, terdiri dari kegiatan roadshow ke media cetak dan elektronik, Workshop Pembuatan Film Fiksi dan Dokumenter yang bertempat sekolah sinematografi, model dan tari Kensington Institute (KI) dan penjurian yang berlangsung di PKPA dan Malam Penganugerahan yang berlangsung di Convention Hall GPH Medan.

Untuk katagori Film Fiksi, film yang berjudul "Andai Kutahu" produksi SANI Pictures - Bekasi terpilih menjadi juara I, disusul "Haruskah Kujatuh" produksi SMA Pancabudi - Medan sebagai juara II, "Terima Kasih Papan Caturku" produksi SMP Dharma Patra Pangkalansusu, Langkat sebagai juara III dan "Nggak Lagi-lagi Deh" sebagai Film Favorit.

Sedangkan untuk kategori film dokumenter, Film berjudul "Menelusuri Jejak Anak Rimba" produksi PKPA Aceh terpilih sebagai juara I, Film "Coretan Liar" produksi Scetca 52 Medan sebagai juara II, "Merajut Mimpi di Antara Kerikil" produksi SMA Gunung Sitoli - Nias terpilih sebagai juara III dan "Kami juga Punya Rasa" terpilih sebagai Film Favorit.

Untuk kategori Insan Perfilman dalam film Fiksi terbaik Nafis pemeran utama dalam Film "Andai Kutahu" terpilih sebagai Aktor Terbaik, dan Dika Widya Ambarwulan, siswi kelas III SMAN 2 Medan terpilih sebagai Aktris terbaik sebagai Widi, pemeran utama dalam film "Jalan yang Kupilih" produksi SMAN 2 Medan.

1 komentar:

Kultur Identitas mengatakan...

Lumayan eventnya untuk pemula