Sabtu, 21 November 2009

KORBAN, BERKORBAN DAN MENGORBANKAN

Climate Change Myth Buster Competition 2009

Producer : ANDI P. HUTAGALUNG

Director/script writer : WENDY DERMAWAN

Durasi : 1.30 Menit

Produksi Tahun 2009

Sinopsis:

Kita semua mengerti dan paham akan kata Korban. Tetapi arti dari kata tersebut akan mengandung makna yang berbeda ketika ada penambahan imbuhan-imbuhan. Di dalam video yang berdurasi kurang lebih satu menit ini kami mencoba untuk menjabarkannya lewat sebuah tampilan dari gabungan foto-foto dokumentasi dan cuplikan-cuplikan singkat tentang makna dari isu yang saat ini sedang naik daun “global warming”. Di dalam video ini juga lebih difokuskan kepada daerah Sumatera Utara, umumnya Indonesia. Mengapa?


Indonesia adalah Negara yang memiliki salah satu hutan terluas sehingga Indonesia dapat di kategorikan sebagai paru-paru dunia. Akan tetapi, kenyataan yang terjadi sangat menyedihkan, di mana kasus illegal loging masih terjadi dengan indahnya, polusi udara yang disebabkan asap kendaraan bermotor menjadi pemandangan sehari-hari masyarakatnya. Sehingga mimpi dan cita-cita tentang “Stop Global Warming” dsb. hanya menjadi alat bagi segelintir orang yang akhirnya terkesan memiliki kepentingan terselubung.


Peran pemerintah dalam hal ini hanya menjadi agenda tahunan diatas kertas. Bahkan yang memiliki peran penting dalam hal ini adalah kita sendiri sebagai masyarakat. Kesadaran yang merupakan kunci pokok hanyalah angan-angan belaka, bagaimana tidak? Di balik santernya pembicaraan tentang kesadaran dan kesadaran akan dampak dari pemanasan global yang nantinya akan memberi dampak yang sangat mengerikan di dunia ini masih dipandang sebelah mata. Contohnya, kita semua tahu penebangan hutan baik itu legal ataupun illegal, penyebaran produk-produk kendaraan bermotor baik itu yang ramah lingkungan maupun tidak masih tetap ditawarkan kepada masyarakat, yang lebih menyedihkan lagi, hanya dengan bermodalkan KTP (Kartu Tanda Penduduk) para pengusaha yang bergerak di bidang “PEMBELAJARAN UTANG SEJAK DINI” memberikan keleluasaan untuk berkredit kendaraan bermotor kepada masyarakat. Dan sampah? Lebih baik tidak usah kita bahas (lihat saja sendiri kenyataannya).


Hal-hal inilah yang membiaskan makna dari GLOBAL WARMING tersebut, dan akhirnya keputusasaanlah yang akan kita pertaruhkan. Korban, berkorban dan mengorbankan adalah sesuatu yang lumrah dalam tatanan kehidupan masyarakat Indonesia khususnya Sumatera Utara. Kepentingan-kepentingan para investor, pengembang, pengusaha, pemerintah tidak sedikit yang mengorbankan kepentingan rakyatnya. Mimpi-mimpi yang ditawarkan kepada masyarakat oleh pihak-pihak tersebut di atas menjadikan masarakat rela untuk berkorban demi mimpi indah yang semu tersebut.


Akhirnya timbul sebuah pertanyaan besar, mengapa hal ini dapat terjadi? Jawabannya adalah KESEJAHTERAAN yang diinginkan oleh banyak pihak baik itu pengusaha, pengembang, pemerintah bahkan masyarakat itu sendiri menjadikan kita lebih cenderung mengambil jalan pintas dengan mengorbankan, berkorban ataupun menjadi korban dari itu semua.


Apakah isu tentang Gobal Warming ini harus kita selesaikan dengan cara menunggu KIAMAT? Atau kita akan sadar ketika UANG sudah tidak lagi menjadi alat tukar karena pepohonan dan logam-logam yang menjadi bahan dasarnya sudah habis terkuras?

Tidak ada komentar: